Di banyak lingkungan kerja, bahan kimia berbahaya (B3) sering digunakan baik sebagai bahan utama maupun bahan pembantu dalam penyelesaian berbagai jenis kegiatan proses produksi. Untuk memastikan bahwa bahan kimia dapat digunakan dengan dengan aman oleh pekerja, aman terhadap fasilitas dan lingkungan sekitarnya, maka perlu ditetapkan adanya program komunikasi bahaya atau umum dikenal dengan nama Hazard Communication. Program ini menjelaskan banyak hal mengenai bahan kimia seperti; Bahan kimia apa saja yang ada ditempat kerja, potensi bahaya yang ada, bagaimana perlindungan yang diperlukan, pemberian dan pemahaman label, Lembar Data Keselamatan Bahan, Pelatihan, dll.
Hazard Communication merupakan program dengan menerapkan sistem yang membuat orang cepat dan mudah untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan tentang bahan kimia tertentu yang digunakan didalam lingkungan perusahaannya sebelum mereka bekerja dengan bahan kimia tersebut. Penerapan program ini merupakan hal yang sangat penting karena ketika ada kondisi darurat yang berhubungan dengan bahan kimia yang digunakan tersebut, seperti; kebocoran atau masalah lain, kita bisa segera mengambil tindakan yang tepat, dan cepat demi keselamatan semua orang, fasilitas maupun lingkungan kita. Dan juga pekerja yang bekerja dengan bahan kimia tersebut memahami potensi bahaya yang ada dan bagaimana melakukan pencegahan terhadap paparan yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatannya.
Semua perusahaan yang menyimpan dan atau menggunakan bahan kimia berbahaya dalam operasionalnya disarankan memiliki dan menerapkan program Hazard Communication yang tertulis dan memastikan bahwa program tersebut dilaksanakan serta ditaati oleh karyawan, kontraktor, dan siapa pun yang bekerja di area ataupun lokasi tersebut.
Program Hazard Communication di setiap perusahaan mungkin bisa berbeda dan perlu disesuaikan dengan fasilitas spesifik dari masing-masing perusahaan, tetapi ada beberapa elemen yang harus ada di dalam setiap Hazcom program:
1) Indentifikasi Bahan Kimia Yang Ada Di Tempat Kerja
Beberapa bahan kimia berbahaya banyak digunakan didalam industri termasuk diantaranya, tetapi tidak terbatas pada bahan kimia seperti; solven, cat, perekat, produk pembersih, agen desinfektan, gas terkompresi, pestisida dan bahan-bahan kimia lainnya.
Bila tidak memahami karakteristik dari bahan kimia ini, maka pada saat penggunaannya dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan seperti iritasi, kanker ataupun penyakit lainnya, serta dapat juga menimbulkan bahaya fisik seperti mudah terbakar, meledak atau bersifat reaktif, sehingga kita perlu mengetahui bagaimana cara yang aman untuk menyimpan, menggunakan, dan menanganinya saat ada terjadi kondisi darurat.
Perusahaan diharuskan untuk mengidentifikasi, membuat dan menyimpan semua daftar bahan kimia berbahaya yang digunakan di tempat kerja serta melakukan manajemen inventori dari bahan-bahan kimia tersebut.
2) Pelajari Elemen Dari Program Yang Akan Dibuat & Menunjuk Personel Yang Bertanggung Jawab
Perusahaan yang menyimpan dan atau menggunakan bahan kimia berbahaya harus mempelajari elemen dari Program Hazcom secara detail untuk mendapatkan pemahaman terperinci tentang persyaratan yang ditetapkan. Informasi mengenai Hazcom ini bisa merujuk kepada persyaratan yang dikeluarkan oleh OHSA dan juga disesuaikan dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui peraturan ataupun undang-undangnya.
Setelah menentukan apa yang diperlukan untuk program Hazard Communication, kemudian perusahaan menunjuk seorang manajer atau karyawan yang memenuhi syarat untuk bertanggung jawab secara keseluruhan untuk melakukan koordinasi dan penerapan program ini.
3) Mempersiapkan dan Menerapkan Program Hazard Communication
Membuat prosedur tertulis yang spesifik yang menerangkan bagaimana program komunikasi bahaya akan diterapkan, bagaimana memastikan bahwa kepatuhan terhadap standar ini dilakukan dengan cara yang sistematis dan terkoordinasi.
4) Pemberian Label
Tempat penyimpanan bahan kimia, container, atau mesin apa pun yang menggunakan bahan kimia harus diberi label dengan informasi spesifik tentang bahan kimia yang digunakan. Pemberian label ini harus ditulis dalam bahasa dan huruf yang jelas. Setiap perusahaan dapat menambahkan label tambahan dalam bahasa lain yang sesuai untuk lingkungan kerja mereka sehingga dapat di fahami.
5) Lembar Data Keselamatan (SDS)
Lembar Data Keselamatan adalah sumber informasi terperinci tentang bahan kimia berbahaya. Perusahaan harus memastikan bahwa salinan SDS untuk semua bahan kimia berbahaya yang ada di tempat kerja di simpan dan harus memastikan bahwa SDS mudah diakses oleh pekerja di area kerja mereka selama shift kerja mereka.
6) Menginformasikan Dan Melakukan Pelatihan Kepada Karyawan
Perusahan diharuskan untuk memberikan pelatihan karyawan tentang bahan kimia berbahaya yang digunakan di area kerja mereka dengan cara dan bahasa yang dapat dipahami karyawan sebelum penugasan awal mereka dan ketika bahaya bahan kimia baru diperkenalkan ke area kerja.
Pekerja harus mengetahui dan memahami bahwa Label dan Lembar Data Keselamatan memberikan informasi yang jelas mengenai bahaya bahan kimia kepada mereka; pada pelatihan ini pekerja diberikan pengetahuan cara memahami Label dan Lembar Data Keselamatan, Simbol dan maksudnya serta diharuskan juga untuk mengetahui bagaimana cara mengaksesnya Lembar Data Keselamatan tersebut. Pekerja juga harus menyadari tindakan perlindungan yang tersedia di tempat kerja mereka, cara menggunakan atau menerapkan tindakan ini, dan siapa yang harus mereka hubungi jika timbul masalah atau saat ada kondisi darurat.
7) Mengevaluasi Kembali Penerapan Hazard Communication Program
Sangatlah penting bagi perusahaan untuk meninjau penerapan program mereka secara berkala untuk memastikan efektivitasnya dan membuat perbaikan yang sesuai untuk mengatasi perubahan kondisi di tempat kerja, seperti penggunaan bahan kimia baru, bahaya baru, pekerja baru, dll.
=== oOo ===